Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Reformasi Yang Dirancanangkan oleh Martin Luther Membuahkan Banyak Pemikiran Seperti Berikut:

  1.       Pandangan tentang Sakramen Skaramen memiliki pengertian yang berbeda dalam Kristen Katolik dimana, sakramen dianggap sebagai dapat memberikan Anugerah Allah. Akibatnya sepanjang Kehidupan dari lahir hingga meninggal, umat berada dalam pengawasan sakramen. Sehingga umta terkesan pasif dalam Ibadah di mana fokus peribadahan tertuju kepada sakramen dan perhatian terhadap Alkitab dan Allah menipis.  Tradisi Gereja Katolik menganggap bahwa Sakramen harus dilakukan di dalam gereja karena membawa keselamatan bagi siapa saja yang menjalankannya. Terjadilah pertikaian antara teolog Reformasi dan teolog Misa dimana Martin Luther berpendapat bahwa persatuan antara Kristus dengan orang percaya terjadi di dalam Iman dan bukan melalui Sakramen, sehingga semua bentuk kesalehan yang mengarah kepada Hosti ditolak, begitu juga dengan segala bentuk penyembahan terhadap perjamuan Kudus. Menurut pemikiran Luther, Sakramen merupakan sebuah simbol Keimanan seseorang yang telah menerima Kristus

Peran dan Relevansi Saat Ini

1.       Penekanan dari teologi Luther adalah Kasih Karunia bahwa semua dalah pemberian yang mulia dari Allah. sehingga segala sesuatu hal baik kita lakukan dan dapat kita terima oleh karena Kasih Karunia semata. 2.       Bentuk nyata dari gerakan reformasi yang dicanangkan oleh Marin Luther yaitu munculnya agama Kristen Protestan. Meskupun Luther keluar dari hierarki gereja Katolik Roma pada masa itu, bukan berarti bahwa ajaran Kristen Protestan benar-benar jauh dari ajaran Katolik. Karena, inti dari gerakan Reformasi yang dilakukan Luther adalah mengembalikan ajaran gereja yang menyimpang kepada kebenaran Alkitab. 3.       Gerakan Reformasi juga melahirkan aliran-aliran baru yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh gereja yang terinspirasi dari Matin Luther seperti Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Meskipun aliran tersebut berbeda-beda, namun tetap memiliki prisip/ pandangan yang sama mengenai keselamatan. 4.       Gereja Roma Katolik saat itu tidak memberikan

Prestasi Yang Diraih oleh Martin Luther

  Pada tahun 1501, Luther menempuh pendidikan di Universitas Erfurt kemudian memdapat gelar Master of Art di bidang Tata Bahasa, Logika, retorika dan metafisik. Kemudian empat tahun setelahnya yaitu pada 17 Juli 1505, Luther melanjutkan pendidikannya di Biara St Augustine yang berada di Erfurt dan pada 9 maret 1508 ia menerima gelar Sarjana Kitab Suci dan juga menerima gelar sebagai sarjana Dour Books of Sentences satu tahun setelahnya. Tiga tahun berikutnya yaitu pada 19 Oktober 1512, Luther kembali menerima gelar sebagai Doktor Teologi dan menjadi anggota Senat di Universitas Wittenberg khusunya dalam Fakultas Teologi   (Mardiatmadja B.S, 2020) Setelah melalui perjalanan panjang, pada tahun 1533 sampai 1546, Luther menjadi Dekan Teologi di Universitas Wittenberg   (Jade, 2019) sebelum akhirnya meninggal dunia. REFERENCE      Jade. (2019, 1 25). Siapakah Martin Luther ? PenaburBenih , p. 1.      Mardiatmadja B.S. (2020). Eklesiologi Langkah demi Langkah, Sudut-Sudut Hening Ziarah

Biografi Martin Luther

Gambar
  Marthin Luther merupakan seorang pastor gereja Katolik yang memiliki peran sangat penting dalam Reformasi Gereja dan membuat banyak perubahan dalam sejarah Kristen di seluruh dunia sehingga disebut dengan “Bapak Reformasi Gereja”   (Ardi Priyanto Utomo, 2018) . Martin Luther lahir di daerah Kekaisaran Roma Suci pada 10 November 1483 dan tutup usia pada 18 Februari 1546 di Kekaisaran Roma suci juga tepat di usianya yang ke 62 tahun. Marthin Luther merupakan pendiri gereja Lutheran yaitu gereja Protestan dan memiliki pemahaman yang sangat dalam mengenai teologi Kristen, ajaran yang diberikannya bukan hanya untuk melakukan reformasi tetapi juga mempengaruhi budaya Lutheran, doktrin dan tradisi dalam gereja Protestan. Pada 03 Juli 1505 Martin Luther memutuskan untuk menjadi Biarawan   (Wellwm F.D, 2003) dan menempuh pendidikannya sampai pada 19 Oktober 1512, Kemudian pada tahun 1516 seorang imam dikirim untuk melakukan penjualan surat pengampunan di Kekaisaran Roma Suci dimana penjual