Reformasi Yang Dirancanangkan oleh Martin Luther Membuahkan Banyak Pemikiran Seperti Berikut:

 

1.      Pandangan tentang Sakramen

Skaramen memiliki pengertian yang berbeda dalam Kristen Katolik dimana, sakramen dianggap sebagai dapat memberikan Anugerah Allah. Akibatnya sepanjang Kehidupan dari lahir hingga meninggal, umat berada dalam pengawasan sakramen. Sehingga umta terkesan pasif dalam Ibadah di mana fokus peribadahan tertuju kepada sakramen dan perhatian terhadap Alkitab dan Allah menipis. Tradisi Gereja Katolik menganggap bahwa Sakramen harus dilakukan di dalam gereja karena membawa keselamatan bagi siapa saja yang menjalankannya.

Terjadilah pertikaian antara teolog Reformasi dan teolog Misa dimana Martin Luther berpendapat bahwa persatuan antara Kristus dengan orang percaya terjadi di dalam Iman dan bukan melalui Sakramen, sehingga semua bentuk kesalehan yang mengarah kepada Hosti ditolak, begitu juga dengan segala bentuk penyembahan terhadap perjamuan Kudus. Menurut pemikiran Luther, Sakramen merupakan sebuah simbol Keimanan seseorang yang telah menerima Kristus di dalam hidupnya. Maka, Skramen bukanlah tolak ukur keselamatan manusia.

Maka, Kristen Protestan saat ini memiliki pemahaman bahwa sakramen yang dilakukan di gereja tidak menentukan keselamatan, namun sebagai sebuah simbol bahwa seseorang telah menerima Kristus di dalam hidupnya.

2.      Pandangan tentang Keselamatan karena Iman

Martin Luther ada tahu 1517 mengeluarkan 95 tesis yang berisikan protes terhadap kebijakan penggunaan kertas penghapusan dosa yang dilakukan oleh Paus. Tesis tersebut disebar di berbagai pintu gereja yang ada di Wittenberg, dimana momen ini merupakan awal dari pergerakan reformasi.

Beliau meluruskan pengertian tentang keselamatan dimana saat itu para Jemaat Katolik Roma percaya bahwa Keselamatan diperoleh oleh karena Perbuatan baik, Praktik-praktik keagamaan seperti sakramen dan lain-lain. Hasil Kajian yang dilakukan oleh Marin Luther bahwa Kita dibenarkan Allah oleh karena Iman kepada Allah.

3.      Pandangan bahwa Iman diberikan oleh Allah

Di tengah studi tentang Kitab Suci, Luther mengalami Pencerahan saat memaca Mazmur 22 ketika sedang mempersiapkan bahan kuliah. Dua tahun kemudian ketika mempersiapkan bahan kuliah tentang surat Rasul Paulus kepada jemaat di Rom. Dia membaca “orang benar bakal hidup oleh Iman”. Beliau merenungkan Firman ini, berkat tuntunan Roh Kudus, ia paham bahwa keselamatan rohani bukan oleh dogma agama namun karena Iman yang diperoleh dari Allah.

Dalam perjalanannya mencari kebenaran, Luther mendapatkan pemahaman bahwa Iman tidak diperoleh dari manusi, ritual-ritual, surat penghapusan dosa, dan segala hal yang bersifat duniawi. Beliau mencetuskan pemahaman bahwa Iman hanya didapatkan dari Tuhan saja. Maka, saat ini gereja protestan lebih mendorong jemaat untuk memiliki relasi yang intim dengan Tuhan dibanding mengedepankan kesucian melalui ritual-ritual agama.


REFERENCE

Aritonang, J. S. (2008). Berbagai. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

            Ellingsen, M. (2017). Martin Luther's Legacy_ Reforming Reformation Theology for the 21st Century. New York: 1 New York Plaza.

McGrath, A. E. (2006). Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Gama Prabowo. (2020, 11 12). Reformasi Gereja di Eropa. Kompas.com, p. 1.

Komentar